Pergeseran Makna Perpustakaan


source pict: google


            Apakah kalian pernah mendengar cerita jika perpustakaan pada zaman 70an digambarkan sebagai perpustakaan yang sebatas jadi gudang buku saja? keberadaanya bahkan tidak menarik dan terkesan kaku ? ataukah kalian pernah dengar gaungan tentang Perpustakaan sebagai jantungnya sebuah institusi pendidikan? Jika iya, coba buka mata kalian dan lihat kenyataan yang ada, apakah sekarang perpustakaan ‘sudah’ menjadi jantungnya sebuah institusi pendidikan? Ibarat jantung, jika tidak ada maka tubuh akan mati. Sama halnya dengan paradigma jika tidak ada perpustakaan, maka institusi pendidikan akan mati. Benarkah???

            Untuk menjawab itu semua. Sepertinya kalian harus baca satu artikel yang berjudul "Perpustakaan Sebagai Lembaga Komunikasi Organisasi Kampus (Sebuah Paradigma Baru)" karya Amrullah Hasbana. Keunggulan dalam artikel ini adalah memberikan perbandingan paradigma baru dan paradigma lama tentang Perpustakaan. Dengan bahasa artikel yang mudah dipahami dan tak terbelit-belit, sepertinya 8 halaman artikel ini worth it untuk kalian baca dan jadi bahan rujukan kalian.

Ketika kalian membacanya, pasti kalian akan mengangguk-angguk sendiri bagaimana tidak perpustakaan telah berubah secara signifikan. Dimana fungsi dan perannya yang telah banyak berubah akibat pergeseran zaman. Jika dahulu era millenium, untuk mencari satu buku dari ribuan buku yang ada harus membutuhkan waktu yang lama dan proses yang panjang. Sehingga dalih meningkatkan minat baca, minat mencari buku pun sepertinya hilang. Hingga pada akhirnya, perubahan mulai terjadi ketika lahirnya era Internet. Perpustakaan seakan membawa angin segar karena harus menyediakan layanan Internet dalam proses transkasi informasi. Internet seakan menjadi penyelamat perpustakaan dari masa ‘kelam’ dulu. Pada masa awal internet datang, semua civitas akademika berbondong-bondong datang ke perpustakaan hanya untuk mengakses Internet dan mencari informasi dengan mudah.
           

            Dalam proses transferisasi informasi, perpustakaan dituntut untuk menyebarkan seluruh informasi yang dimiliki untuk khalayak banyak. Untuk menyebarkan informasi tersebut secara tepat sasaran, maka diperlukan proses komunikasi di dalamnya. Keseluruhan informasi yang ada dalam sebuah institusi biasanya dilakukan oleh Humas atau Public Relation. Peran humas dalam perguruan tinggi menjadi komunikator sekaligus mediator untuk stakeholders perguruan tinggi. Balik lagi ke point awal, karena sekarang kita sudah berada di era Internet maka proses komunikasi sudah terfasilitasi dengan efektif dan efisien.

            Lalu, apakah perpustakaan juga termasuk komunikator dalam organisasi? Jika iya, produk atau layanan apa saja yang ada di perpustakaan yang menjadi bagian komunikasi organisasi di perguruan tinggi? semua produk yang ada dijabarkan di dalam artikel ini. 

            Dan kalau kita berbicara mengenai produk, maka pastinya produk dibuat untuk dimanfaatkan. Dalam artikel ini memberikan satu contoh produk perpustakaan yakni website dua arah yang mampu memberikan informasi pada khalayak umum. Mungkin dulu perpustakaan memerlukan ruang fisik yang besar untuk menampung informasi yang sangat banyak. Tetapi dengan kehadiran website, untuk menampung informasi yang banyak hanya cukup membutuhkan ruang digital yang besar dan kokoh.
“Perpustakaan memiliki fungsi dan peran sebagai penyedia informasi, bukan sebatas penyedia koleksi”

Baca lebih lanjut yuk di artikel ini!---->>>> Klik disini

Komentar

  1. Tulisan yang menarik. Saran, tidak menggunakan kata review artikel pada judul, jangan ada tulisan di dalam artikel yang mengandung kata review, karena nanti seolah-olah mereview artikel jurnal tersebut (review dilakukan oleh yang lebih pakar), sebaiknya lebih pada mempromosikan tulisan saja (sambil belajar mereview). Judul sebaiknya jangan sama persis dengan judul artikel, silahkan dimodifikasi judulnya. Good posting.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih pak Azwar sarannya🙏😊

      Hapus
    2. Jangan diulangi lagi yaa anakku . lain kali kalau terjadi lagi, bapak cubit yaa pipinya :p

      Hapus
    3. hmm hmm hmmm emang yakk!

      Hapus
  2. ulasannya sangat bagus loh, jadi tertarik baca artikel aslinya..trm ksh sudah memberikan ulasan dan link artikelnya...

    BalasHapus

Posting Komentar